LOGIKA MATEMATIKA
A.
Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja,
tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Suatu pernyataan biasanya dilambangkan
dengan huruf kecil, misalnya p, q, r, dan seterusnya. Setiap pernyataan adalah
kalimat, tetapi tidak semua kalimat merupakan pernyataan.
Contoh :
a. Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia.
b. 8 adalah bilangan ganjil.
c. Sudahkah anda makan?
Kalimat (a)
merupakan pernyataan yang bernilai benar, kalimat (b) merupakan pernyataan yang
bernilai salah dan kalimat (c) bukan merupakan pernyataan, karena tidak
bernilai benar atau salah
Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat peubah (variabel),
sehingga belum dapat ditentukan nilai benar atau salahnya. Variabel adalah
simbol untuk menunjukkan suatu anggota yang belum spesifik dalam semesta
pembicaraan. Untuk memahami pengertian kalimat terbuka, perhatikan contoh
berikut.
a. 6 x + 3 = 9
b. y – 3 < 9
c. Kota itu bersih, indah dan teratur.
Kalimat-kalimat di
atas merupakan kalimat terbuka karena belum dapat ditentukan benar atau
salahnya. Pada kalimat (a), jika
kita ganti variabel x dengan 3 maka kalimat (a) tidak lagi berupa kalimat terbuka, sekarang (a) adalah suatu pernyataan yang bernilai
salah tetapi jika kita ganti variabel x dengan 1 maka (a) adalah suatu pernyataan yang bernilai benar. Jika kita ganti
variabel “itu” pada kalimat (c) dengan Jakarta, maka (c) belum menjadi
pernyataan karena tetap harus diselidiki nilai kebenarannya.
B.
Operasi Logika
1. Negasi
Negasi (ingkaran)
adalah suatu pernyataan baru yang dapat dibentuk dari pernyataan semula
sehingga bernilai benar jika pernyataan semula salah dan bernilai salah jika
pernyataan semula benar.
Jika pada suatu pernyataan
p, diberikan pernyataan lain yang disebut negasi p, dilambangkan oleh ~p, maka
dapat dibentuk dengan menuliskan “Tidak benar…” di depan pernyataan p atau jika
mungkin, dengan menyisipkan kata “tidak” atau “bukan”di dalam pernyataan p.
Nilai kebenaran
negasi suatu pernyataan memenuhi sifat berikut ini: Jika p benar, maka ~p
salah; jika p salah maka ~p benar. Jadi, nilai kebenaran negasi suatu
pernyataaan selalu berlawanan dengan nilai kebenaran pernyataan semula. Sifat
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk tabel berikut ini.
p
|
~p
|
B
S
|
S
B
|
Contoh:
a. p : Semua bilangan pecahan adalah ganjil.
~p
: Tidak benar bahwa semua bilangan pecahan adalah ganjil.
~p
: Ada bilangan pecahan yang tidak ganjil.
b. q : 2 + 2 = 5
~q
: Tidak benar 2 +2 =5
2. Konjungsi
Konjungsi adalah
pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan kata hubung “dan”.
Konjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p Ù q”.
konjungsi dua
pernyataan akan bernilai benar hanya bila setiap pernyataan bagiannya bernilai
benar. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
p
|
q
|
p Ù q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
S
|
Contoh :
p
: 2 + 3 = 5 (benar)
q
: 5 adalah bilangan prima (benar)
p Ù
q : 2 + 3 = 5 dan 5 adalah bilangan prima (benar)
3. Disjungsi
Disjungsi adalah
pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan kata hubung “atau”.
Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p Ú q”.
Nilai kebenaran
disjungsi p Ú q memenuhi sifat berikut ini: jika p benar dan q benar serta
salah satu diantara p dan q benar, maka p Ú q benar. Jika p dan q dua-duanya
salah maka p Ú q salah. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
p
|
q
|
p Ú q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
B
B
S
|
Contoh :
p
: 5 + 3 = 8 (benar)
q
: 8 adalah bilangan genap (benar)
p Ú q
: 5 + 3 = 8 atau 8 adalah bilangan genap (benar)
4. Implikasi
Implikasi
(pernyataan bersyarat/kondisional) adalah pernyataan majemuk yang disusun dari
dua buah pernyataan dengan menggunakan kata hubung logika “jika . . . maka . .
.”. Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p Þ q”, dapat dibaca
“jika p maka q”.
Nilai kebenaran
implikasi p Þ q memenuhi sifat berikut: jika p benar dan q salah, maka p Þ q
dinyatakan salah. Dalam kemungkinan yang lainnya p Þ q dinyatakan benar. Untuk
lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
p
|
q
|
p Þ q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
B
B
|
Contoh :
p
: 5 + 3 = 8 (benar)
q
: 8 adalah bilangan genap (benar)
p Þ q
: jika 5 + 3 = 8 maka 8 adalah bilangan genap (benar)
5. Biimplikasi
Jika dua
pernyataan p dan q dirangkai dengan menggunakan dengan kata hubung “… jika dan
hanya jika …”, maka diperoleh pernyataan baru yang berbentuk “p jika dan hanya
jika q” yang disebut biimplikasi. Biimplikasi dari pernyataan p dan q
dinotasikan oleh “p Û q”.
Nilai kebenaran
biimplikasi p Û q memenuhi sifat berikut: p Û q dinyatakan benar jika p dan q
mempunyai nilai kebenaran yang sama. p Û q dinyatakan salah jika mempunyai
nilai kebenaran yang tidak sama. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
p
|
q
|
p Û q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
B
|
Contoh:
p
: 2 + 6 = 8 (benar)
q
: 2 < 8 (benar)
p Û q : 2 + 6 = 8 jika dan hanya
jika 2 < 8 (benar)